Categories
Berita Berita KSP Ekonomi Kedeputian Kedeputian III

Tekan Inflasi, Pemerintah Berhasil Menjaga Ketersediaan Barang dan Jasa

JAKARTA -Meski dihantam pandemi Covid-19, kesediaan barang dan jasa masih memadai. Indikator ini tercermin dari tingkat inflasi Januari 2021 yang hanya 0,26 persen (month to month / m to m). Catatan ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2020 dan 2019, masing-masing sebesar 0,39 persen dan 0,32 persen. “Secara tahunan, inflasi Januari 2021 sebesar 1,55 persen (y to y). Ini menunjukkan ketersediaan barang dan jasa yang memadai dalam situasi perekonomian yang masih menghadapi pandemi Covid-19,” ungkap Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan S. Sulendrakusuma, Kamis (4/2).

Panutan mengakui, memasuki 2021 permintaan yang belum pulih karena pandemi Covid-19 ikut mempengaruhi perkembangan harga barang dan jasa. Koreksi harga terjadi pada komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang merah seiring masuknya musim panen. Selain itu, berlanjutnya kebijakan culling dan cutting berdampak pada melimpahnya pasokan telur ayam ras, meningkatnya inflasi cabe rawit yang sebagai imbas dari rendahnya stok panen, serta naiknya harga daging sapi, tempe dan tahu. “Itu merupakan inflasi komponen bergejolak yang pada Januari 2021 tercatat sebesar 1,15 persen (m to m). Adapun deflasi komponen harga diatur pemerintah antara lain disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara,” tutur Panutan.

Panutan juga menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Januari 2021 didorong oleh hampir semua kelompok pengeluaran kecuali transportasi. Di antaranya, kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,81 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen.

Ada juga perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen, kesehatan 0,19 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 0,05 persen, pendidikan 0,04 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,336 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,23 persen. “Kelompok transportasi mengalami penurunan harga 0,30 persen (m to m),” tambah Panutan.

Menurut data terdapat 75 kota yang mengalami inflasi sementara 15 lainnya mengalami deflasi. Mamuju mengalami inflasi tertinggi 1,43 persen. Sementara, Balikpapan dan Ambon mengalami inflasi terendah masing-masing 0,02 persen. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau Sulawesi Tenggara sebesar 0,92 persen dan deflasi terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,01 persen.