Categories
Uncategorized

Lumbung Ikan

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan sekitar 75% dari perikanan laut dunia sudah tereksploitasi penuh. Konsumsi ikan secara global pun terus meningkat setiap tahun. Oleh karenanya, pengelolaan perikanan dunia kini berfokus pada penyelesaian masalah penipisan sumber daya ikan.

Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara produsen terbesar di dunia (setelah Tiongkok dan Peru) dalam perikanan tangkap. Potensi perikanan Indonesia di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan bahkan melebihi 12 juta ton per tahun.

Dengan luas wilayah yang mencapai 712.479,65 km2 dan 92,4 persennya adalah laut yang terletak di pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia, Provinsi Maluku menjadi salah satu wilayah dengan potensi perikanan yang besar. Sehingga pemerintah pun menginisiasi Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN). Melalui LIN, Pemerintah merencanakan pembangunan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan perikanan terpadu, kawasan industri perikanan, sampai bandara internasional yang mampu membawa hasil tangkap produk perikanan Indonesia ke pasar internasional.
LIN tentu akan bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal dengan mengangkat kualitas serta menyediakan jaminan asuransi bagi para nelayan.

Categories
Berita Berita KSP Ekonomi Uncategorized

KSP Moeldoko: Indonesia Selalu Prioritaskan Ekonomi Hijau

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menekankan komitmen Indonesia untuk mendukung ekonomi hijau (green economy) dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Hal ini Ia tegaskan saat pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (29/9), membicarakan tentang Kerja Sama Ekonomi antara Indonesia – Uni Eropa.

“Kita selalu tekankan bagaimana kita bisa memahami keinginan global terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, mencapai standar-standar bekerja baik dan aman, serta penghargaan terhadap masyarakat lokal,” kata Moeldoko.

Kepala Staf juga menekankan bahwa prinsip ekonomi hijau akan menjadi salah satu prioritas Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

Dubes Uni Eropa Vincent Piket pun mengapresiasi langkah baik Indonesia ini, terutama karena kebijakan pro lingkungan ini sejalan dengan visi Uni Eropa.

Sebagai informasi, pada bulan Maret 2019 lalu, Komisi UE telah meloloskan aturan pelaksanaan (delegated act) atas Renewable Energy Directive/RED II. Dalam dokumen tersebut, Komisi UE menyimpulkan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) mengakibatkan deforestasi besar-besaran secara global dan tidak mengkategorikan CPO sebagai bahan baku produksi biofuel.

Kebijakan ini juga mewajibkan negara-negara Uni Eropa untuk menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya dan bahkan berencana menghapus secara bertahap penggunaan kelapa sawit hingga 0% pada tahun 2030.

Kebijakan ini tentu akan mempengaruhi ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. Padahal Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar dunia dan Uni Eropa merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia.

Namun Moeldoko, yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), meyakinkan bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat melalui program peremajaan sawit rakyat.

Kebijakan ini akan menjamin kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, dan mengurangi risiko pembukaan lahan baru secara ilegal. Program peremajaan yang disubsidi oleh Pemerintah ini pun dikhususkan bagi perkebunan rakyat dengan kepemilikan lahan paling banyak 4 hektar per petani.

Moeldoko menekankan bahwa kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani kecil di sektor sawit.

“Karena kalau masyarakat tidak memiliki kegiatan kelapa sawit, dia justru akan merusak hutan [untuk mencari pendapatan],” lanjutnya.

Sementara itu, Dubes Vincent Piket mengatakan bahwa Uni Eropa tidak pernah menutup pintu ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Terlebih dengan 20% impor minyak kelapa sawit Uni Eropa masih bergantung pada Indonesia. Uni Eropa juga masih akan berkomitmen untuk memberlakukan tarif rendah bagi Indonesia terkait ekspor impor CPO.

“Uni Eropa sedang melakukan riset kembali tentang minyak kelapa sawit, kedelai, biji canola, gula dan lain sebagainya. Kita sedang menunggu hasilnya. Kalau diperlukan agar kebijakannya dirubah, kami akan mengubahnya,” kata Vincent.

Categories
Uncategorized

KSP Ajak Masyarakat Aktif Terlibat dalam Proyek Strategis Nasional di Sulsel

MAKASSAR – Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) dalam Proyek Strategis Nasional di Sulawesi Selatan jangan hanya dalam proses pembangunannya. Pada tahap operasional, para pihak terkait juga bisa melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. “Misalnya mengisi gerai-gerai di pelabuhan atau stasiun,” jelas Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Febry Calvin Tetelepta saat kunjungan lapangan dan rapat koordinasi pembangunan Proyek Strategis Nasional Sulawesi Selatan di Makassar, Kamis (3/6).


Apa yang disampaikan Febry bukan tanpa sebab. Febry menilai bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah, tetapi juga untuk menggerakkan perekonomian lokal dan menumbuhkan wilayah-wilayah ekonomi baru di sekitar lokasi pembangunan. “Untuk itu, masyarakat harus terlibat. Jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton,” ujar Febry.


Pada rapat koordinasi ini Febry juga mendorong para pihak untuk mengambil langkah-langkah percepatan dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional di Sulawesi Selatan, khususnya dalam hal pengadaan tanah. “Pengadaan tanah harus segera diselesaikan. Bangun komunikasi yang baik antar kementerian/lembaga yang pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar target pembangunan dapat tercapai,” ucap Febry.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Febry, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat Gani menyatakan bahwa pihaknya siap untuk memfasilitasi apabila ditemukan kendala di lapangan. “Tim Percepatan (yang beranggotakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah) yang telah dibentuk dapat dijadikan forum untuk melakukan koordinasi,” jelas Hayat.


Sebagai informasi, terdapat dua proyek pembangunan infrastruktur yang dikunjungi oleh Kantor Staf Presiden pada 2-3 Juni 2021, yaitu pembangunan jalur KA Makassar-Parepare dan Makassar New Port. Dua proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.


Jalur KA Makassar-Parepare sebagai bagian dari program pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi yang dicanangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Jalur KA sepanjang kurang lebih 145 km ini diproyeksikan akan mengurangi waktu tempuh Makassar-Parepare sampai dua kali lebih cepat, menyerap ribuan tenaga kerja secara langsung, dan meningkatkan konektivitas penumpang maupun logistik. KA Makassar-Parepare direncanakan akan beroperasi secara parsial pada tahun ini.


Sementara pembangunan Makassar New Port (MNP) diproyeksikan akan mendukung sistem logistik nasional. KSP mendorong percepatan pembangunan MNP serta infrastruktur pendukung lainnya, terutama pembangunan akses jalan tol menuju MNP.

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Politik Uncategorized

Moeldoko Siap Perjuangkan Nasib Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer

JAKARTA –Kantor Staf Presiden (KSP) memfasilitasi perjuangan guru dan tenaga kependidikan honorer non kategori (GTKNHK 35+) untuk menjadi menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (P3K). Delapan perwakilan guru dan tenaga kependidikan honorer dengan usia 35 tahun ke atas atau GTKNHK 35+ saat beraudiensi dengan KSP punya keinginan untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “Akan kami carikan formulanya sehingga ada perubahan, karena kami juga pernah penjuangkan honorer perawat,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (27/1).

Moeldoko yang didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan menyadari, kontribusi dan pengabdian guru dan tenaga kependidikan honorer sangat besar bagi pengembangan sumber daya manusia. Sayangnya, selama ini masih banyak guru dan tenaga kependidikan honorer yang mendapat upah jauh dari standar. Bahkan, katanya, Presiden Joko Widodo pun prihatin dan sangat memperhatikan masalah ini.

Hal itu pula yang mendorong KSP menerima audiensi GTKNHK 35+ untuk merumuskan masalah dan mencari solusi bersama. “Karena kami punya semangat yang sama untuk membantu nasib guru dan tenaga kependidikan honorer. Setelah pertemuan ini, GTKNHK bisa berkomunikasi secara intens dengan KSP untuk memperjuangkan apa yang diinginkan,” tutur Moeldoko.

Delapan perwakilan GTKNHK 35+ ini hadir dari berbagai provinsi. Di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Sulawesi Utara. Sebagian besar telah menjadi guru dan tenaga kependidikan honorer lebih dari 15 tahun.

Salah satunya Yudha Aremba, yang merupakan Ketua I GTKNHK 35+. Yudha yang merupakan guru honorer salah satu sekolah dasar (SD) di Jawa Timur sudah memasuki masa pengabdian selama 16 tahun dan hingga kini hanya mendapat upah Rp700.000 per bulan. “Sehingga masa muda kami habis untuk mencari kerja sampingan. Ini merupakan bentuk beratnya kami menjalankan kehidupan,” cerita Yudha di hadapan Moeldoko.

Dari pengabdiannya itu, Yudha dan para anggota GTKNHK 35+ sempat menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) pada Februari 2020. Pada Rakornas GTKHNK 35+ itu, disepakati dua tuntutan kepada Pemerintah, yakni permohonan pengangkatan sebagai ASN melalui Keputusan Presiden dan penaikkan upah untuk guru dan tenaga kependidikan honorer di bawah usia 35 tahun. “Hasil Rakornas tersebut juga akan didukung oleh kajian akademik beberapa profesor dan doktor terkait dengan keadaan kami di lapangan,” jelas Yudha.

Cerita lainnya datang dari Tinon Wulandari. Sebagai guru honorer di SMK, dirinya sempat bahagia saat mendengar kabar adanya rekrutmen untuk 1 juta orang melalui seleksi P3K. Namun pada kenyataannya, perempuan dengan sapaan Wulan ini merasa seleksi P3K tersebut tidak berpihak pada guru dan tenaga kependidikan honorer.

“Dalam perjalanannya, seleksi P3K itu untuk umum, tidak memperhitungkan masa bakti. Sehingga bagi kami guru dan tenaga kependidikan honorer usia di atas 35 tahun menjadi berat karena harus bersaing dengan yang lebih muda. Apalagi, selama ini kompetensi guru dan tenaga kependidikan honorer masih diragukan,” ungkap Wulan.

Wulan juga memaparkan, dari rencana formasi P3K 1 juta orang yang melalui proses usulan dari Pemerintah Daerah, ternyata hanya terealisasi sekitar 467.000 orang. Dari ini, Wulan melihat masih banyak Pemerintah Daerah yang tidak mau mengusulkan formasi karena terkait penggajian yang masih dilimpahkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Jadi, harapan kami tinggal Kepres. Tapi kami kembalikan lagi keputusan itu pada Pemerintah, karena kami yakin Pemerintah punya pertimbangan khusus,” imbuh Wulan.


Categories
Berita Berita KSP Uncategorized

Perpustakaan Semakin Dekat ke Masyarakat dengan Sepeda Lipat

JAKARTA – Raut wajah bahagia tampak pada Nirwan Ahmad Arsuka saat berkunjung ke Kantor Staf Presiden (KSP) di Gedung Bina Graha Jakarta. Pendiri Yayasan Pustaka Bergerak ini menerima hibah tujuh sepeda lipat pemberian CEO Damn! I Love Indonesia melalui KSP. Penyerahan sepeda lipat berlangsung hari ini Kamis, (10/12) di Gedung Bina Graha, Jakarta.

“Sepeda ini akan digunakan relawan untuk berkeliling mendatangi warga sambil membawa buku dan menggelar kegiatan literasi. Saat ini memang masih ada relawan yang berkeliling dengan berjalan kaki,” ungkap Nirwan.

Ia berharap sepeda lipat tersebut membuat para relawannya bisa bergerak dengan jangkauan yang lebih luas untuk berkeliling mendatangi warga yang membutuhkan akses perpustakaan. Nirwan merinci, dari 7 (tujuh) sepeda yang diterima Yayasan Pustaka Bergerak, beberapa di antaranya akan dikirim ke relawan yang berada di Jakarta, Cirebon, Sumedang, dan Lampung.

“Ini sepeda sangat membantu kami dan kalau dilihat dari model sepedanya pas digunakan untuk menjelajah masuk ke jalan yang sempit,” kata Nirwan.

Sejauh ini, Yayasan Pustaka Bergerak memiliki sekitar 3.000 perpustakaan dengan jumlah relawan yang mencapai hampir 20.000 di seluruh Indonesia. Saat ini sebagian besar relawan berjalan kaki, dan memanfaatkan berbagai alat transportasi yang ada untuk menyebarluaskan literasi. “Bahkan ada juga yang menggunakan kuda, seperti di Bima, naik becak hingga perahu untuk menjangkau ke wilayah-wilayah terpencil” jelas Nirwan.

Nirwan menambahkan, target Yayasan Pustaka Bergerak adalah orang yang kurang beruntung dan tidak bisa mengakses perpusatakaan. Terlebih, kata dia, perpustakaan di Indonesia itu banyak, tapi umumnya di kota besar. “Jadi banyak yang belum bisa mengakses, maka kami yang bergerak. Gerakan literasi masyarakat ini wujud nyata revolusi mental,” imbuh Nirwan.

Di sisi lain, Nirwan juga berharap program pengiriman buku gratis yang difasilitasi oleh PT POS dan direstui Presiden Joko Widodo bisa kembali hidup. Pasalnya, saat ini program tersebut dihentikan sementara terkait besarnya animo masyarakat yang ingin ikut serta meningkatkan literasi.

Dia pun menyarankan adanya keterlibatan dari BUMN lainnya melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). “Apalagi, memang banyak BUMN yang juga ingin membantu. Hanya saja mereka perlu kejelasan dari sisi payung hukumnya,” tutup Nirwan.

Pada kesempatan yang sama, Ismail yang merupakan salah satu relawan Yayasan Pustaka Bergerak asal Bima, Nusa Tenggara Barat bercerita, di daerahnya memang masih banyak yang belum mendapat akses ke perpustakaan.

Hal itu pula yang mendorong Ismail untuk bergabung dengan Yayasan Pustaka Bergerak. Ismail pun berharap, bantuan seperti sepeda lipat bisa semakin mendorong semangat para relawan untuk mendatangi warga dalam upaya meningkatkan literasi baca.