Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian IV Politik

Pemerintah Perhatikan Aspirasi Mahasiswa Soal UU Cipta Kerja

Jakarta-Pemerintah memperhatikan seluruh aspirasi masyarakat dalam hal Undang Undang Cipta Kerja. Termasuk masukan dari para mahasiswa yang berupaya mengevaluasi kinerja pemerintahan saat ini. “Pemerintah bekerja serius dan sungguh-sungguh, tidak abai dan santai. Pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk terus mencari jalan keluar terbaik. Karena itu, yakinlah pada kami,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko pada acara webinar Pengurus Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Serah Terima Rapor 1 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Amin, Kamis (22/10).

Selain KMHDI, Webinar juga dihadiri oleh para ketua umum kelompok organisasi ekstra kampus yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus yaitu, HMI, PMII, KAMMI, IMM, Hikmahbudhi, GMKI, PMKRI dan EN LMND. Sedangkan Dr. Moeldoko didampingi Deputi IV KSP Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Juri Ardiantoro. Pada webinar tersebut, para mahasiswa mempertanyakan berbagai isu krusial seperti mengenai UU Cipta Kerja, HAM dan demokrasi, penanganan Covid-19, kebijakan pemerintah pada sektor ekonomi dan Pendidikan.

Menurut Moeldoko, UU Cipta Kerja yang baru disahkan memiliki tujuan membawa rakyat Indonesia lebih baik. Reformasi regulasi memang tidak pernah mudah. Undang-undang ini disusun tidak hanya untuk periode pemerintahan saat ini, tetapi untuk kepentingan jangka panjang. Untuk itu pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo, berani mengambil keputusan yang tidak populer. “Karenanya saya berpesan khususnya kepada adik-adik mahasiswa, pelajari UU tersebut, bukan hanya teks-nya, tetapi juga filosofi dan konteksnya. Jika memang ada pendapat yang berbeda, gunakankan jalur-jalur yang sesuai dengan aturan dan prosedur,” ujar Moeldoko.

Mardani Ali Sera, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengapresiasi langkah KSP yang bersedia mendengarkan aspirasi dan suara-suara mahasiswa. “Di eksekutif, Pak Moeldoko ssalah satu pejabat yang mau mendengar suara rakyat. Saya akan meneruskan aspirasinya di legislative,” kata Mardani.

Menjawab pertanyaan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prasetio tentang keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah HAM. Moeldoko menegaskan pemerintah sangat serius dalam soal ini. “Tapi memang tidak mudah. Keseriusan pemerintah dengan pendekatan jalur yudisial dan non yudisial cukup sulit dan tak semua bersepakat. Jadi tidak mudah dilakukan,” ujarnya.

Menurut Moeldoko, pemerintah juga tidak membatasi aspirasi masyarakat lewat unjukrasa. Namun yang jadi perhatian adalah tindakan anarkis yang dilakukan oleh sekelompok orang. Selain itu, adanya tudingan jika pemerintah tidak mendengarkan pendapat rakyat dan demokrasi diberangus, Moeldoko membantah hal tersebut. “Tidak benar anggapan ini. Buktinya Indeks Demokrasi Indonesia cukup konsisten meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Dalam hal penanganan Covid-19, pemerintah tetap memperhatikan dua aspek penting berupa kesehatan dan ekonomi. Pendekatan kesehatan dilakukan agar tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19. Sedang pendekatan ekonomi dilakukan dengan cara seperti pemberian bantuan sosial dan insentif usaha.”Jangan sampai ada yang kesulitan makan gara gara pandemic ini,” ujar Moeldoko.

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Politik

Pemerintah Serius Tangani Permasalahan Perempuan di Indonesia

Jakarta- Banyak kasus tindak kekerasan dan intoleransi yang dialami perempuan di Indonesia. Hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama karena angkanya terus meningkat. Menindak lanjuti hal ini, Kantor Staf Presiden (KSP) akan memberikan perhatian secara khusus serta mencari solusi permasalahan yang ada terutama dimasa pandemi saat ini.

“KSP akan mendorong dan memfasilitasi dialog dengan berbagai stakeholder (pemangku kepentingan) untuk melaksanakan pemenuhan hak dan perlindungan terhadap perempuan,”ujar Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko saat audiensi secara virtual dengan tim Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada Selasa (6/10).

Moeldoko menjelaskan, KSP akan berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, baik tingkat pusat dan daerah untuk merumuskan kebijakan dan mencari solusi yang tepat atas isu-isu terkait hak asasi perempuan di berbagai sektor, seperti kesehatan ekonomi, sosial, gender, kekerasan. “Perlu ada pertemuan untuk menemukan pemahaman yang sama terkait berbagai regulasi secara lebih detil karena berdampak terhadap kehidupan perempuan secara luar biasa,” ucapnya.

Pemerintah melaui KSP bekerja keras berupaya mendorong pemenuhan hak perempuan melalui kebijakan dan program yang ada. Untuk itu, perlu sinergi seluruh elemen demi melindungi serta menjamin pelayanan bagi perempuan yang mengalami korban kekerasan.

“Selama ini KSP memiliki hubungan yang sangat erat dengan Komnas Perempuan. Kita bersinergi dan saling menguatkan. KSP mendengarkan dan memperjuangkan berbagai keluhan yang disampaikan Komnas Perempuan dan akan memperjuangkan. KSP selalu mendampingi, jangan khawatir, berbagi beban sehingga tugas Komnas Perempuan menjadi ringan,” kata Moeldoko.

KSP, lanjut Moeldoko, nanti akan berperan sebagai inisiator dalam pertemuan dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak dan lembaga lainnya untuk membahas lebih lanjut persoalan dan solusi yang harus dilakukan.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyampaikan beberapa usulan kerja sama strategis yang dapat dilakukan dengan KSP. Di antaranya, penanganan berbagai kasus yang dialami perempuan di masa pandemi Covid-19, pelaksanaan program prioritas nasional terkait harmonisasi kebijakan dan tindak intoleransi kekerasan terhadap perempuan.

Selain itu, kata Andy, perlunya penguatan kelembagaan Komnas Perempuan dan mitra di seluruh daerah, peningkatan sumber daya manusia, masalah perempuan pekerja migran dan rumah tangga serta mengenai kekerasan sesual terhadap perempuan yang semakin meningkat. “Kami juga mohon arahan untuk dapat bekerja sama dengan KSP dan lembaga terkait untuk melakukan evaluasi terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sehingga terjalin harmonisasi kebijakan. Pada momen audiensi ini kira-kira apa yang dapat kita lakukan bersama,” paparnya.

Maria Ulfah Anshor, Kepala Kajian Komnas HAM, menjelaskan, pihaknya telah melakukan survey untuk mengetahui dinamika kehidupan rumah tangga selama masa Covid-19 dan mengenai sumber daya manusia di lembaga pelayanan. Dari hasil survey yang melibatkan 2.885 responden, diketahui sebanyak 10,3 persen perempuan melaporkan hubungannya dengan pasangan menegang di masa pandemi. Di antara responden ini bahkan menjadi korban kekerasan.

Berdasarkan survey tersebut, lanjutnya, sebanyak 88 persen perempuan mengalami berbagai jenis kekerasan baik fisik, psikis, ekonomi dan sosial. Secara umum, perempuan mengalami kekerasan psikis dan ekonomi di masa pandemi

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian V Politik

Pemerintah Pastikan Usut Tuntas Insiden Penembakan di Distrik Hitadipa

Jakarta-Pemerintah mendukung penuh investigasi independen atas insiden penembakan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua terhadap Pendeta Yeremia Zanambani, pada 19 September 2020. Untuk itu pemerintah telah membentuk tim investigasi, yang akan berkerjasama dengan pihak gereja, masyarakat adat dan pemerintah daerah untuk menemukan pelaku penembakan.

“Tindakan semena-mena ini tidak bisa dibiarkan, harus mendapatkan perhatian serius, dan diusut tuntas secara transparan dalam waktu yang singkat. Pemerintah berkomitmen menjaga hak keadilan dari almarhum sebagai warga negara Indonesia. Siapapun pihak yang bersalah akan ditindak tegas “, ujar Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani, Jakarta, Senin (28/9).

Dalam kesempatan ini Jaleswari juga menyampaikan rasa duka atas wafatnya pendeta Yeremia Zanambani, ketua klasis Gereja Kemah injil Indonesia dan gugurnya beberapa prajurit TNI serta warga sipil dalam aksi kekerasan di wilayah tersebut. “Atas nama pemerintah Indonesia saya ucapkan rasa duka yang mendalam atas wafatnya pendeta Yeremia Zanambani. Almarhum merupakan tokoh masyarakat yang sudah banyak berbuat melayani warga Papua. Pemerintah juga turut berduka atas gugurnya para prajurit TNI serta warga sipil,” ungkapnya.

Prajurit TNI yang gugur akibat aksi penembakan tersebut adalah Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo dalam tugas serta warga sipil Laode Anas, Bahdawi dan Fatur Rahman yang berprofesi sebagai tukang ojek. Atas kejadian tersebut, pemerintah akan lakukan pendampingan dan bantuan yang dibutuhkan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Seruan dari berbagai pihak khususnya dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Anggota DPR RI Dapil Papua, Organisasi gereja dan masyarakat di Provinsi Papua atas kasus ini, sudah diterima dengan baik oleh pemerintah. Jaleswari menegaskan pemerintah mengapresiasi peran aktif dari masyarakat Papua untuk penuntasan kasus ini. Untuk itu pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat Provinsi Papua, akan selalu hadir mencegah kejadian serupa terulang, demi mewujudkan rasa aman, damai dan sejahtera.

Jaleswari juga mengajak masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi atas insiden ini. “Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan sikap tenang dan bersama-sama menjaga perdamaian di tanah Papua. ” tegas Jaleswari.

Pada tanggal 19 September 2020, terjadi insiden penembakan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua terhadap seorang tokoh agama Pendeta Yeremia Zanambani.

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian IV Politik Video

Podcast Dari Bina Graha Eps Tupoksi Kedeputian IV Kantor Staf Presiden RI

Kedeputian IV Kantor Staf Presiden RI (KSP) bertugas  dalam pengelolaan Strategi Komunikasi Politik, Hubungan Masyarakat, Pemerintah, Media, Strategi Diseminasi Informasi, Pengelolaan Strategi Komunikasi di LIngkungan Lembaga Kepresidenan dan Kedaulatan Digital. Tugas utama lainnya yakni melakukan pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi untuk membangun komunikasi Pemerintah dengan kelompok-kelompok strategis dan masyarakat pada umumnya.

Categories
Berita KSP Kedeputian V Politik

Sentuhan Pemerintah untuk Kesejahteraan Papua

Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Bidang Politik Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani
Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Bidang Politik Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani

Pemerintahan Presiden Joko Widodo mengutamakan tiga pendekatan dalam menangani permasalahan di Papua, yaitu pendekatan kesejahteraan, antropologis dan evaluatif. Pendekatan kesejahteraan menjadi pendekatan paling utama dalam menyelesaiakan persoalan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyatakan presiden melakukan pendekatan kesejahteraan dengan melakukan berbagai pembangunan. “Problem Papua hari ini adalah soal kesejateraan, ditandai dengan Indeks Pembangunan Manusia di Papua Barat yang terendah,” ujar Jaleswari dalam Podcast dari Bina Graha yang dirilis Selasa (14/7) di akun YouTube KSP.

Karena itu, pemerintah melakukan sejumlah kebijakan di Papua dan Papua Barat seperti pembangunan ruas jalan Trans Papua, infrastruktur, BBM satu harga, dan mengambil alih atau divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Dhani menjelaskan, selama ini masyarakat Papua merasakan perbedaan harga BBM dengan wilayah Jawa, Sumatera dan lainnya.  Mereka harus membayar BBM sangat mahal dengan harga yang berlipat-lipat, berbeda dengan di Jawa dan sebagainya. “Saya harus katakan, BBM satu harga bukan sekadar menaikan atau menurunkan harga, tapi menyiratkan bagaimana keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud,” tegas Jaleswari.

Menurut dia, pemerintah terus berfokus dalam meningkatkan kesejahteraan di Papua agar setara dengan wilayah lain di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan sebuah regulasi berupa Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Inpres ini sudah berakhir masa berlakunya pada 2019 dan akan diperbarui.

Intinya, lanjut Dhani, presiden mengamanatkan bahwa pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi lokal, infrastruktur, digitalisasi, tata kelola pemerintahan dan hukum, harus secara simultan dan paralel mendapatkan perhatian yang kontinyu.  “Kita tahu bahwa orang melihat masalah di Papua hanya mengenai HAM (Hak Asasi Manusia) soal kekerasan, tapi  bagaimana pemenuhan hak dasar masyarakat Papua itu masih minim dan terus ditingkatkan,” ujarnya.

Adapun pencapaian Papua sudah mulai kelihatan hasilnya.  Terbukti angka IPM dalam lima tahun terakhir sejak 2015 di Papua dan Papua Barat mengalami peningkatan.  Pada 2015, IPM Papua hanya 57,25. Kemudian, pada 2019 naik menjadi 60,84. Lalu, IPM Papua Barat pada 2015 berada pada angka 61,73, lalu naik menjadi  64,7 pada 2019. Selanjutnya, kata Jaleswari, pendekatan antropologis dilakukan dengan cara  semua pembangunan di Papua harus melibatkan orang lokal. Penjelasan lebih lengkap tentang masa depan otonomi khusus di Papua bisa anda simak di kanal YoTube KSP di https://www.youtube.com/c/KantorStafPresidenRI