Categories
Berita Berita KSP COVID-19 Gugus Tugas Kedeputian

Roa Jaga Roa Cara Palu Membantu Pasien Isoman

Palu – Tim Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi kerja sama berbagai pihak dari masyarakat sipil hingga pihak TNI-Polri dalam penanganan situasi pandemi COVID-19 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dalam program verifikasi lapangan selama 4 hari di beberapa kawasan di Provinsi Sulawesi Tengah, tim KSP menemukan fakta bahwa Kota Palu menjadi salah satu kota di Indonesia dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi setiap harinya.

Pada hari Selasa lalu, Kota Palu mencatatkan penambahan kasus positif harian tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah, sebanyak 387 kasus. Sedangkan pada Jumat (6/8), Satgas COVID-19 Sulawesi Tengah mencatatkan penambahan kasus sebanyak 73 orang.

Dalam situasi krisis ini, sekelompok jurnalis dan warga pada 24 Juli menginisiasi gerakan sipil yang dinamai Roa Jaga Roa, yang dalam bahasa daerah Kaili berarti Kawan Menjaga Kawan. Organisasi ini dibentuk untuk membantu penanganan COVID-19 di kota Palu dengan menjadi media penghubung antara masyarakat dan fasilitas kesehatan.

“Faskes kita kan keteteran, nakes kita kelelahan, nah kita disini datang membantu untuk meringankan beban nakes yang berjibaku dengan masalah-masalah kekurangan bed rumah sakit, kekurangan oksigen, kekurangan obat dan sebagainya,” kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Mohammad Iqbal yang sekaligus menjadi relawan posko Roa Jaga Roa.

Iqbal menambahkan posko Roa Jaga Roa setidaknya sudah membantu 224 masyarakat yang menjalankan isolasi mandiri (isoman) dirumahnya dengan menyuplai kebutuhan makan siang dan malam, menghubungkan pasien isoman dengan tenaga kesehatan, membantu pasien mendapatkan suplai oksigen, membantu pasien untuk mendapatkan fasilitas ambulans dan seterusnya.

Posko Roa Jaga Roa sendiri bergerak dengan menggunakan dana iuran para relawan dan bantuan dari donatur. Menurut Iqbal, para relawan jurnalis dan warga sipil ini tergerak untuk membantu sekaligus menjembatani kebutuhan masyarakat saat pandemi karena melihat tingkat kepercayaan masyarakat yang sudah menurun terhadap tenaga kesehatan dan aparat.

“Ketika masyarakat yang isoman mengadukan kebutuhan mereka ke kelurahan, proses birokrasi yang lama membuat pasien tidak segera tertangani, jadi seperti tidak ada kedaruratannya,” kata Iqbal. Atas alasan inilah, menurut Iqbal, banyak masyarakat yang enggan melaporkan kondisi mereka sehingga akhirnya pasien isoman banyak tidak terdeteksi.

“Namun kami tidak mengambil alih fungsi nakes, kami hanya menjembatani,” lanjut Iqbal. Mereka pun berharap agar daerah lain juga menginisiasi gerakan serupa untuk membantu masyarakat menghadapi krisis COVID-19.

“Inisiatif dari masyarakat sipil secara swadaya dalam upaya penanganan COVID-19 di Kota Palu ini cukup membantu dalam menurunkan beban fasilitas kesehatan dalam menghadapi situasi krisis ini, sehingga ini perlu diapresiasi,” kata Fajrimei A. Gofar selaku Tenaga Ahli KSP.

Selain upaya dari masyarakat sipil, satuan TNI-Polri juga membantu dengan mempertebal fungsi satuan mereka bagi penanganan COVID-19 di kota Palu, diantaranya dengan penambahan 150 babinsa untuk membantu nakes dalam tracing dan tracking kontak COVID-19.

TNI-Polri juga melakukan berbagai upaya dalam mendorong masyarakat agar segera mendaftar program vaksinasi COVID-19 serta taat dalam menjalankan protokol kesehatan 5M.

“Oleh karenanya, KSP menghimbau agar masyarakat terus mendukung penanganan COVID-19 dengan patuh menjalankan prokes 5M. Agar upaya dari semua pihak ini akan berbuah manis dan kita mampu keluar dari krisis pandemi ini,” ungkap Fajrimei.

Sementara itu, salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Palu, Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu melaporkan keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) mencapai 90 persen lebih dari total kapasitas 147 tempat tidur. Pihak rumah sakit juga menyediakan 3 tenda darurat masing-masing berkapasitas 20 orang untuk membantu menampung jumlah pasien yang membludak.

Untuk mengatasi isu kelebihan kapasitas, pihak Rumah Sakit juga memindahkan pasien COVID-19 yang bergejala sedang hingga ringan ke Asrama Haji. Saat ini terdapat 34 pasien dari RSU Anutapura yang tengah dirawat di Asrama Haji kota Palu.

“Saya bisa katakan bahwa rumah sakit dan sistem kesehatan di kota Palu ini sudah roboh. Kami serba kekurangan disini, baik dari segi oksigen, obat-obatan, jumlah nakes dan kapasitas tempat tidur,” kata Direktur RSU Anutapura, Herry Mulyadi.

Ia pun menyarankan agar pemerintah Kota Palu segera mengambil kebijakan berupa konversi hotel-hotel sebagai fasilitas isolasi mandiri untuk mencegah penambahan kasus COVID-19 dan sekaligus mengurangi beban sistem kesehatan di Kota Palu.

“Orang-orang Palu ini walaupun mereka sedang isoman, kalau diundang hajatan mereka akan datang,” ungkap Herry.

Sedangkan jumlah nakes di RSU Anutapura saat ini sebanyak 480 nakes, dimana sebagian besar diantaranya telah terpapar COVID-19.

Pihak Puskesmas Birobuli di Kota Palu juga melaporkan situasi krisis yang sama. Bahkan dari total 50 nakes di Puskesmas tersebut, 20 nakes diantaranya terpapar COVID-19 dan harus menjalankan isolasi mandiri. Akibatnya, nakes mengalami kelelahan yang luar biasa karena harus bekerja ekstra dengan tenaga yang terbatas dalam melayani pasien yang terus bertambah jumlahnya.

“Kami bersyukur dengan kehadiran gerakan masyarakat seperti Roa Jaga Roa yang banyak membantu kami dalam kegiatan tracing dan pemantauan pasien yang isoman,” kata Kepala Puskesmas Birobuli, dr. Susanti.