Padang Pariaman, Sumatera Barat — Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari meninjau langsung kondisi infrastruktur yang rusak akibat banjir dan longsor di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025).
Dalam peninjauan yang berfokus pada kerusakan jembatan dan akses jalan utama, Qodari didampingi Bupati Padang Pariaman John Kennedy Azis. Kunjungan dilakukan di kawasan Jembatan Batang Anai yang menjadi salah satu titik terparah pascabencana.
Dari tinjauan lapangan dan laporan Bupati, diketahui bahwa sedikitnya 18 jembatan di Padang Pariaman mengalami kerusakan, termasuk 4 jembatan besar di sepanjang Sungai Batang Anai serta 14 jembatan kecil yang ambruk diterjang arus. Selain itu, 14 hingga 16 ruas jalan putus dan sejumlah kawasan sempat terisolasi.
Qodari menegaskan bahwa pemerintah pusat ingin mendapatkan gambaran utuh mengenai tingkat kerusakan dan kebutuhan perbaikan.
“Topik dasar hari ini adalah melihat langsung kondisi infrastruktur di Padang Pariaman, terutama jembatan-jembatan yang putus. Semua data akan dirangkum supaya mendapatkan perhatian dan perbaikan pada waktunya,” ujar Qodari.
Selain meninjau infrastruktur, Kepala Staf Kepresidenan juga mengecek perkembangan kondisi warga. Ia menyambut baik laporan bahwa banjir telah surut dan sekitar 80 persen warga sudah kembali ke rumah, dibantu TNI–Polri membersihkan lingkungan. Namun, sebagian warga masih mengungsi terutama yang rumahnya berada di area rawan atau hanyut terbawa arus.
Dalam kesempatan itu, Qodari juga menyoroti dampak ekonomi akibat terputusnya jalur utama seperti Jalan Lintas Utama di kawasan Lembah Anai. Banyak warung dan usaha kecil tutup karena sepinya arus kendaraan.
“Perbaikan perlu segera, bukan hanya untuk mobilitas tetapi untuk menggerakkan kembali ekonomi masyarakat,” kata Qodari.
Kepala Staf Kepresidenan memastikan bahwa seluruh temuan dan laporan di lapangan akan dibawa ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti secara koordinatif, sehingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berjalan cepat, tepat, dan terpadu.
“Ini semua nanti akan direview secara keseluruhan. Penanganan tidak hanya di Sumatera Barat, tetapi juga Sumatera Utara dan Aceh,” tegas Qodari.
Sementara itu, Bupati Padang Pariaman John Kennedy Azis menjelaskan bahwa kerusakan jembatan menjadi tantangan besar karena berdampak langsung pada akses warga. Bahkan di beberapa wilayah, warga harus memutar hingga 20 kilometer akibat jembatan utama terputus.
“Ada sekitar 18 jembatan yang putus, termasuk empat jembatan besar di sepanjang Sungai Batang Anai. Selain itu, ada 14 sampai 16 titik jalan yang hancur,” ujar Bupati.
Bupati John Kennedy menambahkan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak terus dipenuhi. “Insyaallah kebutuhan dasar terpenuhi. Sesuai arahan pemerintah pusat, yang utama adalah menyelamatkan masyarakat dan memastikan mereka tidak kekurangan makanan,” ujarnya.