Categories
Berita Berita KSP COVID-19 Gugus Tugas Kedeputian Kedeputian II Kedeputian IV

Temuan KSP: Nakes Mulai Kelelahan Lakukan Tracing

JAKARTA – Setelah melakukan serangkaian verifikasi lapangan di empat provinsi di Pulau Jawa, tim Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan (nakes) mulai mengeluhkan kelelahan terutama dalam melakukan contact tracing COVID-19 selama masa pandemi berkepanjangan ini.

“Puncak pandemi pada bulan Juni-Juli kemarin membuat kami kelelahan. Tapi semua nakes di sini sejak awal punya komitmen dan terus semangat, karena kami paling dekat dengan masyarakat sekitar sini,” kata dr. Kristina br. Ginting, Kepala Puskesmas Wanasari, Kab. Bekasi saat ditemui tim verifikasi KSP secara langsung pada Jumat (30/7).

Contact tracing atau penelusuran kontak adalah upaya identifikasi terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19. Tujuan dari contact tracing adalah pengendalian dan pencegahan laju penyebaran virus dalam skala yang lebih besar.

Upaya ini tidak boleh berhenti walaupun hasil pemantauan terhadap penambahan kasus COVID-19 semakin menurun. Demikian juga masyarakat tidak boleh bersikap permisif dan mulai melonggarkan disiplin protokol kesehatan.

Namun, upaya menekan laju penularan virus bukan tanpa suatu hambatan, terutama bagi para nakes. Selain memantau disiplin protokol kesehatan di tingkat RT/RW, para nakes dari puskesmas harus menghadapi kesulitan dalam meyakinkan pasien atau pihak yang memiliki kontak erat dengan pasien agar melakukan tes COVID-19.

“Masih banyak yang menghindar untuk melakukan tes. Kalau sudah begini, mau tidak mau tenaga kesehatan dari puskesmas harus mendatangi mereka dan membujuk mereka satu per satu,” kata Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Utama KSP.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, Jika terdapat 1 orang pasien yang dinyatakan positif COVID-19, maka para nakes akan melakukan upaya contact tracing terhadap setidaknya 15 orang yang pernah melakukan kontak erat.

Sementara itu, sumber daya manusia di puskesmas sangatlah terbatas. Hal ini lah menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan para nakes mengalami kelelahan yang luar biasa.

Sehingga, tak jarang pihak puskesmas mengandalkan kerja sama dengan para relawan atau inisiatif dari warga RT/RW setempat.

“Pemberdayaan warga di lingkungan terdekat menjadi salah satu solusi untuk bisa memperkuat upaya tracing dan membantu para tenaga kesehatan yang mulai kelelahan. Semakin banyak sukarelawan, akan semakin bagus. Walaupun ini tetap membutuhkan pemantauan dari puskesmas setempat,” imbuh Abraham.

Tracing, testing dan treatment adalah upaya yang terus diperkuat oleh pemerintah agar Indonesia bisa segera pulih dari pandemi.

Tidak ketinggalan juga, pemerintah juga menggencarkan program percepatan vaksin untuk membentuk herd immunity di masyarakat. Sementara itu, terkait vaksin, KSP menemukan beberapa sentra vaksin mulai melaporkan persediaan vaksin yang mulai menipis.

“Soal stok vaksin ini, Presiden berulang kali menyampaikan untuk segera menghabiskan stok yang ada. Jangan ditahan-tahan. Pemerintah menjamin ketersediaan vaksin akan aman hingga akhir tahun. Memang datangnya bertahap,” lanjut Abraham.

Pemerintah terus mengupayakan untuk memenuhi ketersediaan stok vaksin COVID-19 dengan mendatangkan vaksin dari berbagai jalur. Pemerintah kembali mendatangkan 21,2 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa (27/7). Seperti diketahui, Pemerintah telah mengamankan 440 juta dosis vaksin COVID-19 hingga akhir 2021.

“Namun, kita perlu bersyukur angka kasus positif makin menurun. Antrian pasien di pusat layanan kesehatan juga tidak lagi banyak terlihat. Stok obat dan oksigen pun terpantau terkendali,” ujar Abraham

Tim KSP telah mengakhiri serangkaian verifikasi lapangan selama 7 hari ke beberapa provinsi di Pulau Jawa, dengan mengunjungi beberapa fasilitas kesehatan di wilayah Jakarta Timur pada Sabtu (31/7). Melalui program ini, tim KSP memantau ketersediaan oksigen medis, pasokan vaksin serta obat terapi COVID-19 untuk masyarakat dan sekaligus membantu memecahkan permasalahan yang muncul di masyarakat selama pemberlakuan masa PPKM.