Categories
Berita Berita KSP Ekonomi Kedeputian Kedeputian I

KSP Pastikan Ketersediaan Gas untuk Kawasan Industri Batang

Semarang – Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Kedeputian I meninjau pengembangan kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, yang merupakan salah satu bagian dari arahan Presiden Joko Widodo dalam pemulihan ekonomi nasional. Tenaga Ahli Utama Bidang Energi Kedeputian I KSP Yusuf Didi Setiarto mencermati kebutuhan aksesibilitas gas bumi yang kerap menjadi pertanyaan calon investor.

“Dengan berbagai opsi yang disiapkan PGN dalam menghadirkan aksesibilitas gas bumi di KIT Batang, diharapkan arahan Presiden menghadirkan Kawasan Industri yang kompetitif di Utara Jawa dapat diwujudkan,” ujar Yusuf di Semarang, Jawa Tengah (6/11).

Ia menegaskan, menjembatani arahan Presiden dengan inovasi solusi teknis di lapangan, merupakan bentuk nyata tugas Pengendalian Program Prioritas yang menjadi tugas pokok dan fungsi KSP. Oleh karena itu, KSP juga mengadakan pembahasan mendalam mengenai aksesibilitas gas bumi dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma sebagai calon pengelola KIT Batang dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN.

Salah satu solusi teknis dengan menggunakan konsep compressed natural gas (CNG) sehingga tidak memerlukan pembangunan pipa khusus. CNG dapat diangkut menggunakan kendaraan roda 4, bersifat mobile dan dapat disiapkan dalam waktu singkat. PGN sendiri telah mengoperasikan fasilitas Pressure Reducing Station CNG di Semarang. “Fasilitas ini bisa dijadikan rujukan, agar juga dapat dipasang di KIT Batang,” ujar Yusuf memberikan masukan kepada PT PGN.

Melalui tinjauan ini, KSP ingin memastikan, kawasan dengan rencana induk seluas 4.300 hektare ini memberi nilai tambah signifikan bagi perekonomian nasional dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Terlebih, kawasan ini punya infrastruktur yang lengkap meliputi jalan tol, jalan nasional, jalur kereta api, hingga kapasitas ketenagalistrikan.

“Terutama bisa mengundang investasi berkualitas dan bersinergi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ungkap Yusuf.

Dalam rancangan awalnya, aksesibilitas gas bumi untuk KIT Batang akan menggunakan Jalur Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (CISEM). Namun PT Rekayasa Industri (Rekind) yang menyerahkan kembali penetapan sebagai pemenang lelang hak khusus, menyebabkan pembangunan Pipa Transmisi CISEM kembali ke titik 0.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran kelanjutan proyek tidak akan mengejar kesiapan KIT Batang. Dalam pertemuan di Semarang diputuskan, PT KIW akan tetap menyiapkan konsep infrastruktur gas bumi dalam Master Plan dan AMDAL KIT Batang dan PT PGN akan menyiapkan solusi teknis terkait ketersediaan gas bumi tersebut.