Categories
Berita Berita KSP

Kepala Staf Kepresidenan Tegaskan Komitmen Presiden Prabowo Percepat Transisi Digital

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menegaskan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat transisi digital Indonesia. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara DGVeRS 2025: Celebrating Connectivity, Creativity & Community di The Dome Senayan Park (Spark), Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

Kepala Staf Kepresidenan menyebut dunia tengah memasuki fase penting dalam sejarah peradaban manusia, di mana digitalisasi telah menjadi wajah kehidupan global. “Ini adalah wajah kehidupan, wajah peradaban Indonesia dan dunia pada hari ini,” ujarnya.

Dalam pidatonya, Kepala Staf Kepresidenan menilai DGVeRS 2025 sebagai terobosan yang menyatukan tiga elemen kunci dunia digital: konektivitas, kreativitas, dan komunitas. “Pertama adalah dunia digital itu sendiri, mulai dari platform, perangkat keras, hingga jaringannya. Kedua, kreativitas yang membuat dunia digital hidup dan berpengaruh. Ketiga, komunitasnya, mulai dari gamer, influencer, hingga pelaku UMKM. Semua elemen ini berhasil dikumpulkan oleh Pak Enggartiasto,” katanya.

Kepala Staf Kepresidenan menggambarkan era ini sebagai masa transisi penting, seraya merujuk buku Homo Sapiens dan Nexus yang membahas sejarah informasi. “Kalau saya boleh memberi judul baru, saya akan menyebutnya Homo Digitus. Digitus itu bahasa Latin yang berarti jari. Dulu manusia menggunakan jari untuk menghitung, sekarang untuk memainkan ponsel. Jadi sekarang manusia adalah Homo Digitus,” jelasnya.

Kepala Staf Kepresidenan juga menegaskan pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung akselerasi digital. “Syukur-syukur ada masyarakat dan swasta yang menyelenggarakan acara seperti ini. Pemerintah tidak mungkin mengerjakan semua sendirian. Karena itu, setiap upaya dan ikhtiar swasta untuk menggerakkan ekonomi dan memajukan Indonesia harus kita hargai dan apresiasi,” tegasnya.

Kepala Staf Kepresidenan menutup dengan penekanan bahwa Indonesia harus segera bertransformasi digital agar tidak tertinggal. “Kalau Indonesia tidak berhasil melakukan transformasi dari dunia konvensional ke dunia digital, kita akan sulit untuk menjadi negara maju. Homo Deus Indonesia harus menjadi Homo Digitus,” pungkasnya.