Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian I

Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan Dorong Pemulihan Ekonomi

BIAK, PAPUA – Investasi sektor kelautan dan perikanan akan mendorong percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satunya di kawasan Kabupaten Biak, Provinsi Papua. Selain itu, Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan di Papua dan Papua Barat. “Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong investasi seluas-luasnya, termasuk pada sektor perikanan di Bumi Cenderawasih,” ujar Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta saat memimpin Rapat Koordinasi Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan di Biak, Rabu (13/1).

Pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Kawasan Timur Indonesia juga menunjukkan perwujudan kehadiran negara melalui pembangunan Indonesia-sentris. Khusus di Kabupaten Biak Numfor, Febry berpesan agar potensi sumber daya bahari serta lokasi geografis yang strategis di bibir Samudera Pasifik dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat. “Pemerintah siap mengawal pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor,” ucapnya.

Febry juga menyampaikan, Kabupaten Biak Numfor perlu mendorong infrastruktur, konektivitas, pasokan energi, dan pemanfaatan teknologi. Dengan begitu, sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian daerah maupun nasional. “KSP telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan dukungan infrastruktur yang memadai di Kabupaten Biak Numfor,” tambahnya.

Hadir dalam rapat ini Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, GM Pelindo IV dan Garuda Indonesia, serta tokoh adat dan tokoh agama Kabupaten Biak Numfor. Pimpinan daerah dan tokoh masyarakat menyatakan dukungan penuh terhadap hasil rapat koordinasi ini.

Pada kesempatan itu, Bupati Herry Naap menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan KSP sehingga kerja sama investasi sektor perikanan dapat segera direalisasikan. Herry bilang, sektor kelautan dan perikanan akan semakin menggeliat dan membawa berkah bagi masyarakat Biak Numfor, Papua, dan Indonesia. Bupati Herry juga menjanjikan kemudahan perizinan sesuai dengan arahan Presiden. “Sehingga semakin banyak investor yang masuk untuk mengembangkan segala potensi yang ada di Kabupaten Biak Numfor”, imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Febry yang didampingi Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Catur Sarwanto juga menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi sektor kelautan dan perikanan antara Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dengan sejumlah badan usaha swasta yang menjadi mitra strategis pemerintah. Melalui kerja sama ini, Febry meminta agar model serupa antara pemerintah daerah dan pihak swasta seperti ini dapat dikembangkan di tempat-tempat lainnya.

Categories
Berita Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Pemerintah Perhatikan Kepentingan Daerah dalam Pembangunan Tol di Sumsel

Manfaat besar yang bisa dirasakan masyarakat sekitar pembangunan tol di Sumatera Selatan menjadi perhatian utama pemerintah. Apalagi Jalan Tol Trans Sumatera sudah ditetapkan sebagai Major Project di RPJMN 2020-2024. Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas tol trans sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020. Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Tol di Sumatera Selatan yang digelar secara offline dan online, KSP menerima berbagai masukan dari Pemda setempat dan BUMN pelaksana proyek. “Proyek pembangunan tol di Sumatera Selatan harus menyelaraskan kepentingan nasional dan daerah,” ujar Deputi I KSP Febry Calvin Tetelepta di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (11/1).

Dalam rapat ini, perwakilan Pemerintah Daerah yang hadir berasal dari Prabumulih, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Tiga wilayah itu merupakan daerah yang dalam pembangunan beberapa ruas tol. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari surat yang telah dikirimkan oleh para Kepala Daerah kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat pasca rapat koordinasi yang dipimpin oleh Deputi I KSP pada 10 Desember 2020 di Palembang.

Pada rakor tersebut, Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengusulkan pembangunan dua Rest Area dan SPBU di Kota Prabumulih serta pemberian kesempatan bagi masyarakat sekitarnya untuk berdagang di lokasi tersebut. Dia berharap agar setiap daerah yang dilewati oleh jalan tol dibangunkan minimal satu rest area sehingga perekonomian masyarakat setempat juga dapat terangkat. “Rest area merupakan etalase bagi daerah untuk menunjukkan produk-produk unggulannya,” ujar Ridho.

Bupati Banyuasin Askolani juga menyampaikan perlunya keselarasan kepentingan nasional dan daerah dalam pembangunan proyek tol tersebut. Apalagi, katanya, proyek ini sekaligus akan membuka akses pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Banyuasin dan sekitarnya. “Maka perencanaan nasional harus sejalan dengan perencanaan daerah. Jadi, kepentingan daerah harus dipikirkan juga,” jelas Askolani.

Sementara Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengusulkan pergeseran exit tol dari Kec. Tungkal Jaya ke Kec. Sungai Lilin dan pembangunan rest area di empat lokasi. Selain itu, dia menekankan perlunya memperhatikan aspek lingkungan dalam proses pembangunan jalan tol di wilayahnya. Dia menyontohkan adanya jalur untuk hewan liar di tol Pekan Baru. “Nanti bisa dibuatkan juga semacam terowongan untuk jalur hewan liar. Jadi proyek ini benar-benar memerhartikan lingkungan sekitar. Akan jadi penilaian bagus juga untuk dunia internasional,” jelas Dodi.

Dari masukan-masukan yang ada, Febry pun menegaskan agar memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Apalagi, kata Febry, BUMN pelaksana proyek pun perlu beragam pertimbangan dalam membangun tol Sumatera Selatan, baik dari sisi permodalan (equity) maupun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex). “Pastinya, pembangunan infrastruktur ini untuk menumbuhkan ekonomi baru, tapi pembangunannya tidak serta merta karena butuh modal dan capex. Sehingga perlu koordinasi agar biaya bisa ditekan dan pembangunan bisa didorong,” jelas Febry.

Sebagai informasi, di Sumatera Selatan terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun, diantaranya adalah Simpang Indralaya – Muara Enim sepanjang 126,7 Km yang melewati Kab. Ogan Ilir, Kab. Muara Enim, dan Kota Prabumulih, Palembang – Betung (sebagai bagian dari ruas Kayu Agung – Palembang – Betung) sepanjang 69 Km yang melewati Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Ogan Ilir, Kota Pelembang, dan Kab. Banyuasin, dan Betung – Tempino – Jambi sepanjang 134 Km yang melewati Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, dan Kab. Muaro Jambi.

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian I

KSP Optimistis UU Cipta Kerja Mudahkan Nelayan dan Petani

JAKARTA – Undang-Undang Cipta Kerja diyakini akan memudahkan nelayan dan petani dalam memenuhi kesejahteraannya. Namun untuk memastikan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, maka perlu kontribusi masyarakat dengan memberikan aspirasi konstruktif kepada Pemerintah agar kepentingan masyarakat kecil terakomodir. Menurut Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta, KSP akan terus mengawal dan memastikan seluruh kemudahan dan keberpihakan Undang-Undang Cipta Kerja sektor Kelautan, Perikanan, dan Pertanian. “Agar  undang-undang tersebut bisa dipergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan nelayan dan petani di Indonesia,” ujar Febry  saat membuka Diskusi Webinar bertajuk ‘Menegaskan Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Nelayan dan Petani Kecil di Indonesia’, Minggu (13/12).

Pernyataan Febry juga telah dibuktikan Pemerintah dengan mengembangkan pembangunan Pelabuhan perikanan terintegrasi di Maluku tengah yang merupakan wujud dari Lumbung Ikan Nasional (LIN). Lokasi yang memiliki luas 700 Ha dan akan menjadi induk bagi 15 pelabuhan perikanan daerah dan dua pelabuhan nusantara.

Selain nelayan, Febry menambahkan, Pemerintah juga tengah merencanakan alokasi 350 korporasi petani dan nelayan untuk dibina menjadi korporasi bisnis yang unggul, profesional dan memiliki akses pasar luas. “Hal tersebut ialah bentuk keseriusan pemerintah dalam mengawal Major Project Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam hal ini, KSP juga ikut mengawal,” imbuh Febry.

Pada kesempatan yang sama, Ageng Herianto, perwakilan Indonesia pada Organisasi Pangan dan Agrikultur  (FAO) di bawah naungan PBB mengatakan, nelayan kecil memiliki hak yang sama dalam hal kelautan dan perikanan. “Dasarnya adalah human right atau hak asasi manusia,” jelas dia sekaligus menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara maritim tidak dapat dilepaskan dari sektor kelautan dan perikanan.

Sementara Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik menyatakan, era ini adalah momentum Indonesia untuk mendeklarasikan bagian dari jembatan bangsa untuk perlindungan hak petani dan hak perlindungan nelayan. “Saya di KNTI berpandangan bahwa Indonesia menjadi negara perikanan besar di dunia itu sangat mungkin kita perjuangkan dimana kalau kita bisa memenuhi nelayan kita yang terpenuhi hak-haknya,” tutur Riza.

Riza pun merinci setidaknya ada empat hak konstitusional yang jadi sorotan utama. Pertama; Hak Melintas, Kedua; Hak untuk Mengelola Kearifan Laut di wilayah masing-masing, Ketiga; Hak memanfaatkan sumber daya laut, dan Keempat; Hak untuk mendapatkan perairan yang bersih dan sehat.

Categories
Berita Berita KSP Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Pembangunan Tol Trans Sumatera Akan Tumbuhkan Wilayah Ekonomi Baru

PALEMBANG– Pembangunan proyek tol Trans Sumatera diyakini akan menumbuhkan wilayah ekonomi baru. Karenanya Kantor Staf Presiden (KSP)  meminta pembangunan tol lintas provinsi tersebut bisa dipercepat. Apalagi proyek tersebut sudah dicanangkan sebagai sebagai Major Project di RPJMN 2020-2024. Deputi I KSP Febry C. Tetelepta saat memimpin rapat percepatan proyek pembangunan tol Trans Sumatera menyatakan, pembangunan tol khususnya di Provinsi Sumatera Selatan harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Dampak positifnya adalah pertumbuhan wilayah-wilayah ekonomi baru. Selain itu perlu adanya kesempatan bagi pengusaha lokal untuk mengisi dan menjalankan usahanya di rest area jal tol tersebut,” ujar Febry di Palembang, Jumat (11/12).

Selain sebagai major project, Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas tol trans sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020. Karenanya, menurut Febry, keberadaan infrastruktur jalan tol ini tidak hanya ditujukan untuk memudahkan transportasi perpindahan orang di kota-kota yang dilewati, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. “Exit tol pun harus direncanakan dengan baik agar wilayah setempat dapat tumbuh,” ujar Febry.

Pada rapat tersebut, Febry mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak atas komitmen percepatan, khususnya percepatan pengadaan tanah. Secara umum, target awal penyelesaian pengadaan tanah adalah tahun 2022. “Tapi dalam rapat ini kita semua bersepakat untuk berupaya menyelesaikannya pada tahun 2021,” ucap Febry.

Di Sumatera Selatan sendiri, terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun. Di antaranya yang Simpang Indralaya – Muara Enim sepanjang 126,7 Km yang melewati Kab. Ogan Ilir, Kab. Muara Enim, dan Kota Prabumulih, Palembang – Betung (sebagai bagian dari ruas Kayu Agung – Palembang – Betung) sepanjang 69 Km yang melewati Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Ogan Ilir, Kota Pelembang, dan Kab. Banyuasin, dan Betung – Tempino – Jambi sepanjang 134 Km yang melewati Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, dan Kab. Muaro Jambi.

Seluruh pemerintah daerah yang hadir pada pertemuan ini mendukung penuh pembangunan ruas-ruas tol sebagai Proyek Strategis Nasional yang melintasi wilayah mereka. Wakil Wali Kota Prabumulih Andriansyah Fikri, yang turut hadir dalam rapat percepatan ini menyatakan dukungannya namun meminta agar proses pembangunan tidak memberikan dampak negatif pada alam sekitar wilayahnya. “Kami mohan agar pembangunan tol ini tidak merusak alam di Prabumulih,” tutur Fikri.

Sebagai informasi, Tol Trans Sumatera yang dirancang untuk menghubungkan wilayah di sepanjang pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.987 Km merupakan Proyek Prioritas Strategis (Major Project) di RPJMN 2020-2024 dan Proyek Strategis Nasional (Perpres 109 Tahun 2020) yang terus dikebut pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo.

Categories
Berita Berita KSP Kedeputian Kedeputian I Program Prioritas Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Fasilitas Penunjang Mandalika MotoGP Siap Pertengahan Tahun 2021

Mataram—Sejumlah fasilitas penunjang Untuk mendukung penyelenggaraan event internasional MotoGP tahun 2021 di Mandalika, Lombok Tengah NTB siap beroperasi pada Juli 2021. Fasilitas itu berupa perluasan terminal, pengembangan fasilitas kargo, dan perpanjangan runway di Bandara  Internasional Zainuddin Abdul Madjid.  Deputi I Bidang Infrastruktur, Energi dan Investasi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Febry C. Tetelepta menyatakan ada sejumlah infrastruktur yang tetap harus dikebut. “Semuanya harus rampung, MotoGP Mandalika harus kita sukseskan bersama,” ujar Febry di Jakarta, Kamis (10/12).

Sementara, jalan bypass dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid hingga KEK Mandalika sepanjang 17 Kilometer harus tuntas pada Agustus 2021. Pemerintah pusat, kata Febry, akan terus mengawasi secara langsung perkembangan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika hingga bisa tepat waktu. “Pada awal November kemarin kami melakukan kunjungan untuk monitoring dan evaluasi untuk memastikan proyek ini berjalan secara baik,” ujar Febry.

Dalam kunjungan tersebut realisasi pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau sirkuit berjalan di atas target.  Beberapa infrastruktur yang sudah terbangun di kawasan ini adalah jalan ruas barat, Masjid, Kuta Beach Park, pusat pengawasan area pantai atau Balawista, Bazaar Mandalika dan sentra parkir yang akan menjadi etalase UMKM NTB. Sedangkan untuk pembebasan lahan ditargetkan seleesai dalam waktu dekat. “KSP terus bekerja dalam memastikan penyelesaian pembebasan lahan, serta memfasilitasi dengan stakeholder terkait untuk membantu proses percepatan penyelesaian tersebut,” ujar Febry. Febry menambahkan, event MotoGP 2021 di Mandalika diharapkan bisa mendongkrak sektor pariwisata setelah COVID-19. Sebelumnya, saat peresmian Kawasan Mandalika sebagai kawasan destinasi wisata pada Oktober 2017, Presiden Joko Widodo berharap kawasan Mandalika bisa mendongkrak pertumbuhan di daerah tersebut.