Categories
Berita Berita KSP

Wakil Kepala Staf Kepresidenan Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat dan Kunjungi Calon Siswa di Wilayah Jawa Barat

Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari melakukan kunjungan kerja selama dua hari, 3–4 Juni 2025, untuk meninjau kesiapan Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi dan Sentra Phala Martha Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam rangkaian kunjungan ini, M. Qodari didampingi Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Timothy Ivan Triyono dan pejabat di lingkungan Kemensos juga blusukan ke rumah-rumah calon siswa di Bantar Gebang, Bekasi, dan Tanah Sereal, Bogor, untuk melihat langsung kondisi mereka dan keluarganya.

Kunjungan dimulai di STPL Bekasi, tempat yang akan dijadikan fasilitas Sekolah Rakyat sementara bagi 180 anak dari keluarga miskin ekstrem. Kunjungan tersebut, M. Qodari ditemani Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo.

“Sentra ini menjadi pusat layanan Kementerian Sosial pada berbagai macam kelompok yang kurang beruntung, jadi pertama-tama bahwa ini adalah wujud nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap warganya yang kurang beruntung. Bentuk dari kehadiran negara bagi orang-orang yang kurang mampu, yang tersisihkan yang ditangani oleh Kemensos,” ujar Qodari.

Usai meninjau STPL, M. Qodari melanjutkan kunjungan ke Bantar Gebang, Bekasi, untuk blusukan ke rumah Reski Septian, calon siswa Sekolah Rakyat. Ayah Reski, Rahman, seorang pemulung barang bekas, berbagi harapan agar anaknya bisa mendapat pendidikan yang layak. Beliau menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah program yang dirancang untuk mematahkan keterbatasan ekonomi.

“Semua anak Indonesia berhak maju. Mereka harus bisa bermimpi setinggi langit, tanpa terkubur oleh keterbatasan ekonomi,” ujar Qodari.

Keesokan harinya, 4 Juni 2025, M. Qodari melanjutkan kunjungan ke Tanah Sereal, Bogor, untuk menemui Muhammad Dwi Arya Ramadhan, calon siswa Sekolah Rakyat lainnya. Ibunda Arya, Neneng Marlina, seorang buruh pengupas bawang putih, menyambut kedatangan Qodari dengan penuh harap. Dalam perbincangan tersebut, M. Qodari menggambarkan beratnya perjuangan seorang ibu demi pendidikan anak.

“Biaya pendidikan dan kebutuhan hidup Ananda Arya selama satu tahun di Sekolah Rakyat setara dengan ibunya mengupas bawang setiap hari selama empat setengah tahun. Untuk menyelesaikan jenjang SMP selama tiga tahun, artinya setara dengan 13,5 tahun kerja tanpa henti. Jika sampai lulus SMA, itu setara dengan 27 tahun mengupas bawang setiap hari,” kata Qodari.

“Anak tukang kupas bawang kini bisa bermimpi, bisa punya masa depan, karena negara tidak tinggal diam,” tegasnya.

Terakhir, M. Qodari meninjau Sentra Phala Martha di Sukabumi. Beliau melihat langsung berbagai fasilitas, mulai dari asrama, ruang kelas, laboratorium, lapangan olahraga, hingga masjid. Beliau yakin lingkungan yang bersih dan nyaman akan mendukung proses belajar anak-anak.

“Alhamdulillah secara keseluruhan tempat ini sangat bagus, sangat terawat, dan bersih. Dengan situasi ini, saya yakin proses belajar mengajarnya nanti akan berjalan baik dan memberikan lingkungan berkualitas bagi anak-anak kita,” kata M. Qodari.

Sekolah Rakyat merupakan program prioritas nasional yang menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Program ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh Kementerian Sosial, Kementerian PU, Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan KSP. Selain menyediakan fasilitas pendidikan, Sekolah Rakyat juga menyiapkan seragam, sepatu, laptop, dan makanan bergizi bagi para siswa.

Wakil Kepala Staf Kepresidenan menegaskan, kolaborasi lintas kementerian ini akan terus diperkuat demi mewujudkan pendidikan yang inklusif dan memberdayakan bagi anak-anak Indonesia. Sekolah Rakyat ditargetkan mulai menerima siswa baru pada Juli 2025.

“Ini adalah upaya nyata untuk memutus rantai kemiskinan ekstrem melalui pendidikan yang setara dan berkualitas. Dengan sinergi semua pihak, kita harap generasi muda dari keluarga kurang mampu dapat memiliki masa depan yang lebih cerah,” tutup M. Qodari.