Categories
Berita Berita KSP Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Tol Bocimi Seksi 2 Cigombong-Cibadak Selesai Tahun Ini

SUKABUMI – Kantor Staf Presiden (KSP) mendapatkan kabar baik dari hasil kunjungannya ke proyek konstruksi tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 2. Pembangunan ruas tol sepanjang 12 km yang akan melewati Cigombong hingga Cibadak ini bisa selesai pada pertengahan tahun ini. “Progres fisiknya sudah mencapai 70%, sehingga bisa mengejar target penyelesaian pada Juli 2021,” ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP Helson Siagian, Jumat (22/1).

Helson menerangkan, kunjungannya ke ruas tol Bocimi Seksi 2 ini sekaligus menegaskan tugas Kedeputian I KSP untuk membantu pengendalian, percepatan, monitor dan evaluasi penyelesaian program prioritas nasional dan isu strategis, khususnya di bidang infrastruktur. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar pembangunan infrastruktur terus dikebut.

Helson juga menambahkan, proyek tol Bocimi sebenarnya sempat mangkrak sejak 1997, sampai akhirnya pembangunan konstruksi ruas tol ini berjalan pada masa kepemimpinan Jokowi pada 2015. Hasilnya, operasional Seksi I Ciawi-Cigombong dengan panjang 15 km tuntas pada 1 Desember 2018. “Sementara, untuk ruas tol Bocimi seksi 2 ini telah lama dinantikan masyarakat Jawa Barat karena akan memangkas waktu dan jarak tempuh secara signifikan. Terutama, akan mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Jalan Raya Sukabumi,” jelas Helson.

Selain itu, lanjut Helson, sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), tol Bocimi juga akan menggerakkan roda perekonomian dan membuka segala potensi wisata yang ada di Sukabumi. Bahkan, nantinya para pengguna ruas tol ini akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah, karena diapit oleh Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Trans Jabar Tol Anjar Kuswijanarko menyampaikan, pembangunan tol Bocimi tidak terhenti sampai pada seksi 2 saja. Anjar menjelaskan, selain seksi 1 Ciawi−Cigombong yang telah beroperasi, dan seksi 2 Cigombong−Cibadak yang sedang konstruksi, akan ada Seksi 3 Cibadak−Sukabumi Barat dan Seksi 4 Sukabumi Barat−Sukabumi Timur. “Dua seksi lainnya sedang pembebasan lahan. Ruas ini nantinya akan berlanjut hingga Ciranjang (Cianjur) dan Padalarang (Bandung Barat),” imbuh Anjar.

Adapun pada akhir kunjungannya, Helson menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dari dan menuju Sukabumi. “Sesuai arahan Presiden, Pemerintah juga sedang membangun jalur ganda kereta api dan mengkaji rencana pembangunan bandara di Sukabumi,” pungkas Helson.

Categories
Berita Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Pemerintah Perhatikan Kepentingan Daerah dalam Pembangunan Tol di Sumsel

Manfaat besar yang bisa dirasakan masyarakat sekitar pembangunan tol di Sumatera Selatan menjadi perhatian utama pemerintah. Apalagi Jalan Tol Trans Sumatera sudah ditetapkan sebagai Major Project di RPJMN 2020-2024. Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas tol trans sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020. Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Tol di Sumatera Selatan yang digelar secara offline dan online, KSP menerima berbagai masukan dari Pemda setempat dan BUMN pelaksana proyek. “Proyek pembangunan tol di Sumatera Selatan harus menyelaraskan kepentingan nasional dan daerah,” ujar Deputi I KSP Febry Calvin Tetelepta di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (11/1).

Dalam rapat ini, perwakilan Pemerintah Daerah yang hadir berasal dari Prabumulih, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Tiga wilayah itu merupakan daerah yang dalam pembangunan beberapa ruas tol. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari surat yang telah dikirimkan oleh para Kepala Daerah kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat pasca rapat koordinasi yang dipimpin oleh Deputi I KSP pada 10 Desember 2020 di Palembang.

Pada rakor tersebut, Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengusulkan pembangunan dua Rest Area dan SPBU di Kota Prabumulih serta pemberian kesempatan bagi masyarakat sekitarnya untuk berdagang di lokasi tersebut. Dia berharap agar setiap daerah yang dilewati oleh jalan tol dibangunkan minimal satu rest area sehingga perekonomian masyarakat setempat juga dapat terangkat. “Rest area merupakan etalase bagi daerah untuk menunjukkan produk-produk unggulannya,” ujar Ridho.

Bupati Banyuasin Askolani juga menyampaikan perlunya keselarasan kepentingan nasional dan daerah dalam pembangunan proyek tol tersebut. Apalagi, katanya, proyek ini sekaligus akan membuka akses pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Banyuasin dan sekitarnya. “Maka perencanaan nasional harus sejalan dengan perencanaan daerah. Jadi, kepentingan daerah harus dipikirkan juga,” jelas Askolani.

Sementara Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengusulkan pergeseran exit tol dari Kec. Tungkal Jaya ke Kec. Sungai Lilin dan pembangunan rest area di empat lokasi. Selain itu, dia menekankan perlunya memperhatikan aspek lingkungan dalam proses pembangunan jalan tol di wilayahnya. Dia menyontohkan adanya jalur untuk hewan liar di tol Pekan Baru. “Nanti bisa dibuatkan juga semacam terowongan untuk jalur hewan liar. Jadi proyek ini benar-benar memerhartikan lingkungan sekitar. Akan jadi penilaian bagus juga untuk dunia internasional,” jelas Dodi.

Dari masukan-masukan yang ada, Febry pun menegaskan agar memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Apalagi, kata Febry, BUMN pelaksana proyek pun perlu beragam pertimbangan dalam membangun tol Sumatera Selatan, baik dari sisi permodalan (equity) maupun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex). “Pastinya, pembangunan infrastruktur ini untuk menumbuhkan ekonomi baru, tapi pembangunannya tidak serta merta karena butuh modal dan capex. Sehingga perlu koordinasi agar biaya bisa ditekan dan pembangunan bisa didorong,” jelas Febry.

Sebagai informasi, di Sumatera Selatan terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun, diantaranya adalah Simpang Indralaya – Muara Enim sepanjang 126,7 Km yang melewati Kab. Ogan Ilir, Kab. Muara Enim, dan Kota Prabumulih, Palembang – Betung (sebagai bagian dari ruas Kayu Agung – Palembang – Betung) sepanjang 69 Km yang melewati Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Ogan Ilir, Kota Pelembang, dan Kab. Banyuasin, dan Betung – Tempino – Jambi sepanjang 134 Km yang melewati Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, dan Kab. Muaro Jambi.

Categories
Berita Berita KSP Infrastruktur Konektivitas Kedeputian Kedeputian I

Pembangunan Tol Trans Sumatera Akan Tumbuhkan Wilayah Ekonomi Baru

PALEMBANG– Pembangunan proyek tol Trans Sumatera diyakini akan menumbuhkan wilayah ekonomi baru. Karenanya Kantor Staf Presiden (KSP)  meminta pembangunan tol lintas provinsi tersebut bisa dipercepat. Apalagi proyek tersebut sudah dicanangkan sebagai sebagai Major Project di RPJMN 2020-2024. Deputi I KSP Febry C. Tetelepta saat memimpin rapat percepatan proyek pembangunan tol Trans Sumatera menyatakan, pembangunan tol khususnya di Provinsi Sumatera Selatan harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Dampak positifnya adalah pertumbuhan wilayah-wilayah ekonomi baru. Selain itu perlu adanya kesempatan bagi pengusaha lokal untuk mengisi dan menjalankan usahanya di rest area jal tol tersebut,” ujar Febry di Palembang, Jumat (11/12).

Selain sebagai major project, Presiden juga telah menetapkan ruas-ruas tol trans sumatera sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 109 Tahun 2020. Karenanya, menurut Febry, keberadaan infrastruktur jalan tol ini tidak hanya ditujukan untuk memudahkan transportasi perpindahan orang di kota-kota yang dilewati, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. “Exit tol pun harus direncanakan dengan baik agar wilayah setempat dapat tumbuh,” ujar Febry.

Pada rapat tersebut, Febry mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak atas komitmen percepatan, khususnya percepatan pengadaan tanah. Secara umum, target awal penyelesaian pengadaan tanah adalah tahun 2022. “Tapi dalam rapat ini kita semua bersepakat untuk berupaya menyelesaikannya pada tahun 2021,” ucap Febry.

Di Sumatera Selatan sendiri, terdapat beberapa ruas tol yang sedang dibangun. Di antaranya yang Simpang Indralaya – Muara Enim sepanjang 126,7 Km yang melewati Kab. Ogan Ilir, Kab. Muara Enim, dan Kota Prabumulih, Palembang – Betung (sebagai bagian dari ruas Kayu Agung – Palembang – Betung) sepanjang 69 Km yang melewati Kab. Ogan Komering Ilir, Kab. Ogan Ilir, Kota Pelembang, dan Kab. Banyuasin, dan Betung – Tempino – Jambi sepanjang 134 Km yang melewati Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin, dan Kab. Muaro Jambi.

Seluruh pemerintah daerah yang hadir pada pertemuan ini mendukung penuh pembangunan ruas-ruas tol sebagai Proyek Strategis Nasional yang melintasi wilayah mereka. Wakil Wali Kota Prabumulih Andriansyah Fikri, yang turut hadir dalam rapat percepatan ini menyatakan dukungannya namun meminta agar proses pembangunan tidak memberikan dampak negatif pada alam sekitar wilayahnya. “Kami mohan agar pembangunan tol ini tidak merusak alam di Prabumulih,” tutur Fikri.

Sebagai informasi, Tol Trans Sumatera yang dirancang untuk menghubungkan wilayah di sepanjang pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.987 Km merupakan Proyek Prioritas Strategis (Major Project) di RPJMN 2020-2024 dan Proyek Strategis Nasional (Perpres 109 Tahun 2020) yang terus dikebut pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo.

Categories
Infrastruktur Konektivitas Kewilayahan

Infrastruktur Konektivitas

bagian-iii-005 bagian-iii-006 bagian-iii-007 bagian-iii-008 bagian-iii-009 bagian-iii-010 bagian-iii-011