Bangka Belitung – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko, menyatakan siap mengawal potensi sagu di provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai alternatif pangan berkelanjutan. Terlebih Presiden Joko Widodo mengamanatkan diversifikasi (memperbanyak variasi) bahan pangan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia.
Menurut Moeldoko, sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat jauh sebelum bangsa ini terbiasa dengan beras. Tanaman sagu punya banyak kelebihan. Tahan banting, dan bisa tumbuh di situasi tanah apapun, termasuk di lahan bekas tambang.
“Yang paling penting penikmatnya juga makin besar di dunia,” kata Moeldoko usai menandatangani dan mendeklarasikan sagu sebagai pangan berkelanjutan dan pengembangan hutan lahan basah menuju Indonesia Net Zero 2060, di wisata Kampoeng Reklamasi Air Jangkang, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (8/8).
Moeldoko menyampaikan kebutuhan ekspor sagu luar biasa, dan dunia saat ini menunggu ekspor sagu Indonesia. Ia menyebut 90 persen tanaman sagu ada di Indonesia. Namun, posisi Indonesia masih berada di urutan keempat sebagai negara pengekspor sagu. “Dari sisi pengolahan sagu ini belum maksimal sehingga perlu alat untuk meningkatkan produksi dan ekspor sagu ini,” terangnya.
Moeldoko yang juga Ketua HKTI ini menilai sagu bisa menjadi alternatif pangan saat menghadapi krisis pangan dunia. Sebab sagu memiliki kandungan yang sangat baik khususnya untuk mengurangi angka stunting.
Selain dapat dikonsumsi, sambung dia, sisa produksi sagu juga bisa menjadi bahan baku bioenergi dan limbahnya dioptimalkan untuk pakan ternak. Ia pun mencontohkan pengelolaan sagu di Pabrik Bangka Asindo Agri. Di mana selain bisa menjadi bahan pangan, sisa produksi sagu juga diolah menjadi energi alternatif bahkan pakan untuk sapi.
“Jika mengelola sagu dengan benar, penggunaan bahan baku produksi, sampah, emisi, dan energi terbuang dapat diminimalisir. Di Pabrik ini sagu bisa jadi tepung, mie instan, energi alternatif bahkan pangan untuk sapi,” jelasnya.
Moeldoko berharap deklarasi sagu sebagai bahan pangan berkelanjutan di Bangka Belitung tidak hanya di atas kertas. Melainkan ada komitmen dan aksi nyata dari pemerintah daerah dan seluruh stakeholder untuk mempercepat sagu sebagai alternatif pangan berkelanjutan. “Sagu memiliki banyak manfaat sehingga perlu disosialisasikan agar menjadi komoditi pangan alternatif yang perlu dipertimbangkan oleh konsumen dan produsen,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga melakukan penanaman pohon sagu di kampung reklamasi PT Timah Tbk, di desa Air Jangkang, kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Tahap awal dilakukan penanaman 300 batang sagu. Rencananya lahan bekas tambang tersebut akan ditanami 1 juta pohon rumbia yang menghasilkan sagu ini.