Categories
News KSP News Ekonomi Deputies Deputy Chief of Staff for Economy

KSP Temukan Permasalahan di KEK Bitung

SULAWESI UTARA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung sebagai salah satu proyek strategis pemerintah dalam perkembangannya dirasa kurang optimal. Terdapat sejumlah permasalahan yang masih membelit kawasan ini. Temuan berbagai permasalahan terungkap saat Kantor Staf Presiden melakukan verifikasi lapangan untuk menggali lebih dalam progres dan hambatan pengembangan kawasan ini.

Deputi III KSP, Panutan S. Sulendrakusuma, menyampaikan beberapa poin permasalahan di KEK Bitung. Diantaranya mengenai terhentinya pembangunan, belum banyaknya investor bisa datang kembali akibat dampak pandemi COVID-19, dan masih perlunya hasil tangkapan dikirim ke Jakarta sebelum dieksport ke negara tujuan.

“Kita akan tindaklanjuti seluruh temuan permasalahan disini, sehingga perkembangan KEK Bitung dapat makin cepat. Terutama untuk tingkatkan ekonomi Indonesia yang terdampak COVID-19,” tegas Panutan.

Sedangkan James Sela, perwakilan dari PT Membangun Sulut Hebat selaku Badan Usaha Pengelola dan Pembangun KEK Bitung mengungkapkan industri yang ada di KEK Bitung terdiri dari kelapa dan turunannya, perikanan dan turunannya, serta logistik dan energi. “Sejauh ini sudah ada 3 investor yang telah beroperasi, 4 telah sampai pada tahap MoU, dan 35 LOI.”

Dalam pengembangan kawasan KEK, pada tahun lalu, PT Membangun Sulut Hebat sebagai pengelola juga telah bekerja sama dengan China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan masih berjalan hingga saat ini. Kabar terbaru, CRBC akan ikut serta mempromosikan KEK Bitung.

Selain itu, James menuturkan, nantinya akan ada tempat pelatihan kerja hasil kolaborasi dengan balai latihan kerja (BLK) untuk menyerap tenaga kerja yang berasal dari daerah-daerah di Sulawesi Utara. Langkah ini juga didukung melalui kerja sama dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja Kota Bitung untuk menggelar pelatihan yang terfokus.

Sekretaris PTSP Bitung Julius Talimbekas juga optimis KEK Bitung akan maju, terlebih dengan dukungan masyarakat sekitar.

KEK Bitung Bitung dipandang cocok sebagai pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik. Bitung yang berjarak 44 kilometer dari Manado itu juga punya pelabuhan hub internasional Bitung sebagai penghubung bagi perdagangan di kawasan Timur Indonesia. Terlebih untuk distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia.

Selain berkunjung ke KEK Bitung, Kantor Staf Presiden juga mengunjungi Pelabuhan Perikanan Samudra Bitung, PT Marina Nusantara Selaras, dan PT Samudra Mandiri Sentosa sebagai eksportir tuna terbesar di Indonesia untuk dapat memetakan permasalahan perekonomian di Bitung secara komprehensif.