Categories
News KSP News COVID-19 Task Force Deputies Politics

KSP Dukung Upaya Pemda Gorontalo Menekan Penyebaran COVID-19

Gorontalo – Kantor Staf Presiden (KSP) akan terus mendukung upaya pemerintah daerah Provinsi Gorontalo dalam membentuk kesadaran masyarakat untuk bersama menekan penyebaran COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama KSP Ade Irfan Pulungan bersama tim monitoring dan evaluasi KSP yang melakukan verifikasi lapangan selama 3 hari di Gorontalo untuk meninjau penanganan COVID-19 secara langsung disana.

“Provinsi Gorontalo masuk zona merah. Kami tidak menginginkan siklus COVID di Jawa menurun namun di luar Jawa Bali melonjak. Perlu dibuat mitigasi penanganan pandemi COVID-19,” ujar Irfan dalam kesempatan pertemuan dengan Walikota Gorontalo dan Forkopimda, Jumat (13/8) malam

Minggu lalu, Presiden Joko Widodo menyoroti lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di banyak provinsi di luar Jawa. Gorontalo menjadi provinsi dengan lonjakan kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Gorontalo bahkan mencatatkan lonjakan kasus COVID-19 sebesar 118% yang kemudian diikuti oleh provinsi Aceh (97%), Sulawesi Tengah (88%), Riau (74%), dan Bengkulu (57%).

Untuk menekan penyebaran covid 19, Pemerintah Provinsi Gorontalo pun kembali memperpanjang Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 yang dimulai dari tanggal 10 hingga tanggal 23 Agustus 2021.

Selain itu, pemerintah daerah juga giat mendirikan posko pengendalian COVID-19 di tingkat desa dan kelurahan. Pemerintah provinsi Gorontalo juga telah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat (isoter) di Wisma Atlet Kabupaten Gorontalo. Namun para relawan juga melaporkan tentang tingkat kepercayaan masyarakat sekitar yang masih sangat rendah terhadap resiko COVID-19.

“Kami sudah beri pagar pembatas disini [di area sekitar Wisma Atlet], namun pagar pembatas itu sering dicuri. Biasanya ketika pagi [kami menemukan sudah] hilang, dirusak, karena mungkin ada masyarakat yang kurang percaya [dengan COVID-19],” Lapor Muljanto selaku Koordinator Isoter Kabupaten Gorontalo.

Selain itu, kondisi masyarakat sekitar yang tidak mengetahui keberadaan Isolasi Terpadu di Wisma Atlet dapat beresiko, mengingat tempat yang berdampingan langsung dengan fasilitas publik yang ramai dikunjungi masyarakat sekitar dan dikhawatirkan tanpa menyadari masuk ke area isolasi

“Ini fasilitas kabupaten, biasa orang di luar kabupaten datang olahraga di sini, ada yang dari Bone Bolango, yang dari Boalemo datang kemari mau olahraga, namun mereka tidak tahu ini tempat isoter,” kata Mala, salah satu relawan di Wisma Atlet Kabupaten Gorontalo.

Situasi penanganan COVID-19 di Gorontalo juga diperparah dengan keterbatasan fasilitas kesehatan di rumah sakit. Salah satunya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe di Kota Gorontalo.

Dengan lonjakan kasus COVID-19 yang sangat tinggi, pihak Rumah Sakit pun berinisiatif untuk menambah sarana tambahan di ruangan-ruangan sementara.

“Namun tidak ada fasilitas AC di sarana tambahan, sehingga ruangan menjadi tidak nyaman dan banyak [pasien] yang minta pulang secara paksa,” kata Mudiharno selaku Wakil Direktur Pelayanan RSUD Aloei Saboe.

Bagaimanapun, KSP menyoroti kegigihan Tenaga Kesehatan yang tanpa henti memberikan pelayanan dalam menghadapi badai pandemi

“Nakes di sini tentu perlu diapresiasi, bahkan ada yang terkena covid 10 kali dan masih tidak menyerah memberikan pelayanan. Ini sangat luar biasa,” ujar Ahmad Agus Setiawan, Tenaga Ahli KSP dalam kesempatannya bertemu dengan perwakilan dari RSUD Aloie Saboe.