Categories
Berita Kebudayaan yang Terjaga

Atraksi Reog Ponorogo Dalam Upacara 17 Agustusan, KSP: Menghidupkan Kembali Panggung Pekerja Seni

Jakarta – Perhelatan peringatan detik-detik pembacaan naskah Proklamasi pada 17 Agustus tahun ini di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (18/8) berlangsung meriah. Salah satu hal yang menarik perhatian dalam perhelatan besar ini adalah atraksi Reog Ponorogo.

“Kegiatan seni budaya nyaris terhenti selama dua tahun terakhir dan dampaknya sangat dirasakan para pekerja seni, terutama di daerah. Momen peringatan kemerdekaan ini adalah momen yang pas untuk menghidupkan kembali panggung para pekerja seni sekaligus melestarikan kesenian tradisional. Dengan begini diharapkan panggung mereka akan tumbuh dan terus berkembang,” kata Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan.

Perlu diketahui, Kantor Staf Presiden (KSP) terus aktif mengawal proses pengajuan Reog Ponorogo sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda (WBTB) dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

KSP melalui Kedeputian II pun telah berkoordinasi dengan Kemenko PMK dan Kemendikbud untuk memastikan persyaratan administrasi pengajuan Reog Ponorogo ke UNESCO sudah terpenuhi.

Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko juga sempat melakukan audiensi dengan para seniman Reog Ponorogo, budayawan dan pemerintah daerah terkait upaya pelestarian kesenian khas Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini.

“Presiden Jokowi sendiri telah menyampaikan melalui Sidang Tahunan kemarin bahwa seni dan tradisi lokal dengan semangat kebangsaan harus terus digairahkan. Jadi kita harus memupuk kembali kebanggaan terhadap tradisi budaya Indonesia yang sangat kaya,” imbuh Abetnego.

Sementara itu, dadak merak dan para penari berbaju hitam dilengkapi senjata khas Ponorogo memulai atraksi Reog Ponorogo sebelum upacara peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).

Setidaknya terdapat 175 personel yang terlibat dalam atraksi yang dipertunjukkan di hadapan ribuan peserta upacara yang hadir menggunakan pakaian adat daerah untuk mengusung tema Bhineka Tunggal Ika. Dari jumlah itu, 150 orang di antaranya merupakan penari dan 25 orang lainnya adalah pemusik.

Categories
Berita Kebudayaan yang Terjaga Kedeputian Kedeputian II

KSP: Dana Abadi Kebudayaan Bangkitkan Industri Seni dan Budaya Lokal Indonesia

Jakarta – Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan yang disampaikan pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, Selasa (16/8), mengatakan bahwa seni dan tradisi lokal dengan semangat kebangsaan harus digairahkan.

Ia pun menyerukan karya sastra dan film karya seniman muda agar terus didukung. Oleh karenanya, Dana Abadi Kebudayaan akan terus kita tingkatkan sesuai kemampuan fiskal pemerintah.

Perlu diketahui, Dana Abadi Kebudayaan atau Dana Indonesiana merupa­kan dana yang diperuntukkan bagi ke­­giatan kebudayaan. Dana ini mendanai kegiatan pe­­laku budaya tanpa harus terikat dengan prosedur pembiayaan dari APBN yang terikat tahun anggaran.

Agung Hardjono, Tenaga Ahli Utama KSP, mengatakan Dana Abadi Kebudayaan, membangn resiliensi dan ekosistem para pelaku seni dan budaya sehingga dapat terus produktif, terutama dalam kondisi pandemi. Selain itu, ini merupakan apresiasi dari pemerintah RI terhadap para pekerja seni budaya Indonesia.

“Sebagai industri yang terdampak oleh krisis kesehatan dunia, industri seni dan budaya Indonesia perlu dibangkitkan. Dana Abadi Kebudayaan merupakan salah satu kanal yang digunakan untuk dapat menyalurkan ekspresi, menjaga keberlangsungan seni dan budaya lokal, serta untuk dapat berdaya saing di level dunia,” kata Agung.

Sejak 2018, Presiden menjanjikan Dana Abadi Kebudayaan kepada para seniman dan budayawan guna pemajuan kebudayaan seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Dana Abadi Kebudayaan saat ini dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tercatat hingga 2022, dana ini telah terealisasi sebesar Rp 3 Triliun dari target Rp 5 Triliun di tahun 2024. Hingga akhir tahun 2022 ini, dana abadi kebudayaan yang siap dimanfaatkan para pelaku seni adalah sejumlah Rp 185 miliar.

Sementara itu, untuk membantu mewujudkan komitmen Presiden, KSP terus mengawal pelestarian tradisi dan kebudayan tradisional Indonesia, salah satunya melalui Program Revitalisasi Cagar Budaya dan Museum. Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko sendiri juga aktif melakukan audiensi dengan para pelaku seni, beberapa diantaranya pelaku seni Reog Ponorogo dan masyarakat tradisional Sumba, NTT, yang melestarikan festival adat, Pasola.

Categories
Berita Kebudayaan yang Terjaga

Seniman Wayang Datangi KSP Usulkan Presiden Jokowi sebagai Bapak Wayang Indonesia

Jakarta – Seniman wayang Indonesia mengusulkan, Presiden Joko Widodo sebagai Bapak Wayang Indonesia. Usulan ini, disampaikan pengurus sejumlah organisasi pewayangan Indonesia, saat audensi dengan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (21/7).

Sebagai informasi, hadir dalam audensi, pengurus dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (SENAWANGI), Asean Pupettry Association, dan Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) Indonesia, Persatuan Wayang Orang Indonesia (PEWANGI).

Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Tumiyono mengatakan, usulan Presiden Jokowi sebagai Bapak Wayang Indonesia merupakan bentuk penghargaan kepada Presiden, karena telah memberikan perhatian besar terhadap seni wayang, yang diwujudkan dalam bentuk penetapan Hari Wayang Nasional, pada 7 November.

“Keluarnya Kepres Nomor 30/2018 tentang hari wayang nasional membuat wayang mendapat tempat terhormat. Sebagai bentuk penghargaan kami kepada bapak Presiden, kami mengusulkan beliau sebagai bapak wayang Indonesia,” kata Tumiyono.

Pada kesempatan itu, Tumiyono juga mengungkapkan kondisi seniman wayang. Di mana, selama pandemi COVID19 berlangsung, kehidupan seniman nyaris tidak memiliki pendapatan karena agenda manggung tidak berjalan. “Selama dua tahun, seniman wayang, dalang, sepi job,” ungkap Tumiyono.

Menanggapi hal itu, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko memastikan, pemerintah tidak lepas tangan dan tetap memperhatikan kondisi para seniman, terutama seniman wayang kulit dan orang. Yakni, dengan memberikan jaring pengaman sosial.

“Dalam rapat kabinet, Presiden menekankan pentingnya jaring pengaman sosial untuk seniman, agar tetap terus berkreasi di tengah berbagai keterbatasan akibat pandemi,” tegas Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga berpesan, agar seniman untuk menjaga keberlanjutan kesenian wayang sehingga bisa dinikmati oleh generasi-generasi mendatang. Selain itu, perlu ada inovasi dengan menghadirkan sisi hiburan tanpa mengurangi pakem-pakem seni wayang.

“Sekarang itu lagu-lagu jawa banyak diminati dan viral. Saya harap, kesenian wayang juga bisa menampilkan sisi hiburannya dan mengikuti pasar, tentunya tanpa meninggalkan nilai-nilai wayang itu sendiri,” pesan Moeldoko.

“Soal usulan Presiden Jokowi sebagai Bapak Wayang Indonesia, akan segera saya sampaikan,” pungkasnya.

Categories
Berita Berita KSP Kebudayaan yang Terjaga

Pencanangan Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan Bukti Pemerintah Dengarkan Suara Masyarakat

Jakarta – Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menegaskan, pencanangan revitalisasi lapangan Merdeka di Kota Medan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Kamis (7/7), bukti pemerintah mendengarkan dan merealisasikan aspirasi masyarakat.

Ia mengungkapkan, revitalisasi lapangan Merdeka sebelumnya terkendala masalah kontrak dengan perusahaan swasta. Fakta itu mengemuka, saat Kantor Staf Presiden menerima audensi Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Medan, pada 18 Juni 2021. Lapangan Merdeka yang ditetapkan sebagai cagar budaya, dikapling untuk kepentingan usaha perdagangan.

“Dari audensi itu, tim budaya kedeputian II KSP kemudian menggelar rakor dengan K/L terkait, yang ditindaklanjuti dengan monitoring dan verifikasi lapangan ke kota Medan, pada akhir Oktober 2021,” ungkap Abetnego, di Jakarta, Jum’at (8/7).

Abetnego melanjutkan, dari hasil verifikasi lapangan, tim Kantor Staf Presiden merumuskan sejumlah rekomendasi terkait percepatan revitalisasi lapangan Merdeka. Diantaranya, mendorong Pemerintah Kota Medan untuk segera merealisasikan rencana penetapan cagar budaya lapangan Merdeka, dengan tetap menjaga keaslian bangunan dan aspek kebudayaan.

Selain itu, imbuh dia, Kantor Staf Presiden juga merekomendasikan revitalisasi lapangan Merdeka di desain dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH).

“Upaya Debottlenecking KSP ini mendapat respon cepat dari Wali Kota Medan Bobby Nasution, dengan menetapkan lapangan Merdeka sebagai cagar budaya pada 28 Oktober 2021. Dan kemarin (Kamis 7/7) dikuatkan dengan pencanangan revitalisasi yang dilakukan langsung oleh Presiden,” paparnya.

Abetnego mengatakan, lapangan Merdeka bukan hanya simbol perjalanan sejarah dan budaya. Namun juga merepresentasikan masa dengan kota Medan yang selaras dengan dinamika zaman. Untuk itu, Ia menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Medan, yang mengangkat konsep pelestarian ruang kota bersejarah dan dinamika rancang kota kontemporer dalam merevitalisasi lapangan Merdeka.

“Disamping mewujudkan pembangunan berkelanjutan, pemkot Medan juga telah menjalankan amanah Undang-Undang No 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dan Undang-Undang No 11/2010 tentang Cagar Budaya,” pungkas Abet, sapaan akrab Abetnego Tarigan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara resmi mencanangkan revitalisasi Lapangan Merdeka di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis (7/7). Revitalisasi Lapangan Merdeka ini merupakan salah satu upaya Kota Medan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

Wali Kota Medan Bobby Nasution menjelaskan, bahwa salah satu bagian yang direvitalisasi adalah pendopo yang akan dibuat menjadi panggung rakyat. Selain itu, Lapangan Merdeka juga akan diintegrasikan dengan stasiun kereta api untuk mendukung pembangunan kawasan rendah karbon dan memperkuat potensinya sebagai transit hub dan transit oriented development (TOD).

Categories
Berita Berita KSP Kebudayaan yang Terjaga

Temui Moeldoko, Seniman Jawa Timur Ingin Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Ponorogo – Para seniman yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko untuk memohon bantuan percepatan pengajuan Reog Ponorogo sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda (WBTB) dunia.

Para seniman yang berasal dari Surabaya, Pasuruan, Jombang, Ngawi, Tuban hingga Banyuwangi, pada Sabtu (11/6), datang ke Ponorogo untuk ikut memeriahkan dan menyemangati seniman Reog yang saat ini sedang berjuang mendapatkan pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) PBB.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan datang melakukan kunjungan kerja ke Ponorogo untuk memberikan dukungan kepada seniman Reog sekaligus menghadiri Pesta Rakyat Bukit Gemplah Ponorogo.

“Saya mengapresiasi teman-teman seniman. Kehadiran kalian ini menjadi perekat komunitas seniman Etanan (seniman Jawa Timur). Saya juga senang karena kita memiliki semangat yang sama terkait Reog Ponorogo,” kata Moeldoko, di Kantor Bupati Ponorogo, Sabtu (11/6).

Perlu diketahui, tim kebudayaan Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) telah berkoordinasi dengan Kemenko PMK dan Kemendikbud untuk memastikan persyaratan administrasi pengajuan Reog Ponorogo ke UNESCO sudah terpenuhi.

Warisan Budaya yang proses administrasinya telah terpenuhi selanjutnya akan diperiksa oleh Komite UNESCO untuk dienkripsi.

“Saya harap komunitas seniman Etanan ini jadi entitas baru yang mampu mengubah potensi yang tertidur jadi kekuatan. Kalau ada kebijakan pemerintah yang tidak tepat, seniman Etanan bersuara,” kata Moeldoko.

Seniman Ketoprak, Topan, mengungkapkan bahwa saat ini para seniman Etanan berharap agar pemerintah mendukung kelestarian kesenian tradisional dan memastikan kesejahteraan para senimannya.

“Kami hadir kesini untuk memberikan dukungan kepada seniman Reog. Seniman dukung seniman. Tapi perlu diketahui juga bahwa kami butuh dukungan pemerintah, misalnya untuk melestarikan kesenian ludruk, ketoprak dan kesenian lain yang kehadirannya sudah tidak banyak diketahui,” kata Topan.

Komunitas seniman Etanan, lanjut Topan, akan berfungsi untuk mendekatkan para seniman di Jawa Timur. Para seniman juga berkomitmen tidak hanya melestarikan seni adiluhung leluhur, tapi juga terus aktif menyampaikan ke generasi penerus.

“Sebagai orang yang mengenal budaya dan kesenian tradisional di Jawa Timur, kami pikir Bapak Moeldoko bisa menjadi sosok Bapak bagi seniman Etanan. Sosok Bapak yang bisa terus menyemangati kami,” tutup Topan.